Selasa, 20 November 2012

GAZA MERONTA!


Sudah… aku sudah rapuh... tubuhku meronta, tulangku meminta keluar dari jasadku. Jiwaku tertahan. Debu mulai menempel di pipi berminyakku... nafas tersengal nampak hendak memukul hatiku.

Tulangku meronta sekali lagi, ia meminta keluar dari tubuhku… debu-debu mulai lagi menempel dengan keras di pipiku... aku masih diam di sini. Masih berdiam. Dan diam. Aku tak bisa ke sana, aku tak bisa berbuat sekongkrit mereka... berjuang ke tanah Palestina...

Tulangku mengoyak-ngoyak jasadku, lebih keras... sakit sekali... debu mengingatkan padaku, ”Kaukah saudara muslimnya? tak pantas…!”. Allahuakbar, apakah aku pantas disebut saudara mereka..? Apakah pantas..? sebagai saudara mereka yang ada di sana, saudaraku yang sedang dibantai... nun jauh di Palestina, di jalur GAZA..


GAZA TERLUKA. PALESTINA BERDUKA. APAKAH KITA BENAR-BENAR SAUDARA MUSLIM MEREKA?
______________________________________________________________________________

KEMANA KAKAK-KAKAK MUSLIM KAMI???
KEMANA SAUDARA MUSLIMKU??? KEMANAKAH???
KEPALA ADIK BERDARAH KAK….
KEPALAKU SAKIT SEKALI KAK…
TOLONGLAH AKU KAK…TOLONGLAH AKU KAK…
__________________________________________________________________________

Ketika aku kecil... aku telah bermain dengan tank itu... Yang setiap saat dapat membunuhku…
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________

Ketika aku kecil… permainanku adalah dengan senjata nyata… senjata yang tak ragu-ragu untuk langsung membunuhku…
__________________________________________________________________________

Saudara-saudaraku telah dibunuh… Tank itu ku lawan dengan batu… aku heran melihat saudaraku yang beradu batu dan senjata sesama saudara muslimnya. Apakah mereka berani untuk melawan tank-tank ini? Dimanakah Saudara muslimku???
__________________________________________________________________________

Kakak tersayangnya telah syahid kini… tak ada lagi hari bermain-main bersamanya... Adik kecil itu mungkin akan segera menjemput kakaknya…
__________________________________________________________________________

Matanya telah berbicara… Ketakutan yang sangat… Masa kecil yang tak terpikirkan
__________________________________________________________________________

Ia tak bisa kembali ke rumahnya… Rumahnya telah menjadi puing… Tidur dimanakah ia malam ini?
__________________________________________________________________________

Bayi tak berdosa pun menjadi korban… Apakah mungkin adik kita berikutnya yang menjadi korban? Wallahualam…
__________________________________________________________________________

Bermandikan darah sejak kecil… Kuatkah kau jika begini? Masih membuat lelucon kah kau?
__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

“Ibu… jangan menangis wahai ibuku tersayang… Aku telah syahid ibu… Jangan menangis lagi ibu… “ 
__________________________________________________________________________

“Rumahku dimana?”….”Ibu... Ibu dimana?”...”Ayah... Ayah dimana?”…
__________________________________________________________________________

Ya Allah… kuatkan hari-hari ke depan anak kecil itu... karena ia akan segera masuk ke penjara tanpa pengadilan... dengan siksaan yang tak terpikirkan…
__________________________________________________________________________

Ia baru hidup di dunia sebentar… dengan cepatnya meninggal dengan kesan yang menghujam hati... namun ia telah syahid… seorang bayi kecil telah syahid dengan tubuhnya yang terkoyak-koyak…
__________________________________________________________________________


__________________________________________________________________________

Ya Allah… aku sudah tidak kuat lagi untuk berkomentar…
Hanya tetesan mataku yang sekarang mengalir di lekukan hidungku, melewati pipiku…
inikah perih yang dirasakan mereka? Apakah Aku, Ibuku, Ayahku, Adik-adikku akan seperti ini juga nantinya..?
Ya Allah selamatkanlah saudara-saudara kami di Palestina...
Ya Allah… Ya Allah… Hancurkanlah Zionis Israel dan Sekutunya Ya Allah, kami yakin dengan janji-janjiMu…
Ya Allah… diriku selama ini telah banyak berbuat dosa... Ampuni kami Ya Allah... Bukalah hati kami Ya Allah... untuk merasakan apa yang diderita saudara kami di Palestina Ya Allah...

Semoga keprihatinan, rasa sedih, rasa haru, rasa tangis, rasa marah, rasa geram, dan rasa kepedulian kita akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa kita pernah peduli dengan saudara kita di Palestina… menjadi saksi untuk meringankan keadaan kita di Yaumil Akhir kelak…

Selamatkan kami semua Ya Allah..Selamatkan saudara-saudara kami…Selamatkan Ya Allah..
__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

Adik-adikku… bersabarlah... kami kakak-kakakmu di sini akan membantu semampu kami… adik-adikku di belahan bumi para Anbiya... yang tegar ya… Semoga kita bisa bertemu di Surga-Nya kelak…

"We will not go down..."


#

Donasikan untuk Palestina! BSM - 701.836.2133 | BCA - 760.032.5099 // a.n Komnas u Rakyat Palestina

Jika kamu aktif di social media, agar gerakan dukungan untuk Gaza-Palestina makin meluas dan dapat didengar oleh pemimpin-pemimpin di negara kita dan dunia, ayo kompakan gunakan hashtag ini ya  --> #PrayForGaza #GazaUnderAttack . Lakukan apa yang kita bisa walau hanya sekedar share, tweet, RT, ataupun memberi hashtag! #PrayForGaza #GazaUnderAttack 

Kamis, 01 November 2012

Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu


 Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu

Di sebuah taman, terdapat taman bunga mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum. Dengan warna-warni yangcantik, banyak orang yang berhenti untuk memuji sang mawar. Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memang memiliki daya tarik yang menawan, semua orang suka mawar, itulah salah satu lambang cinta.
Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pohon bambu yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pohon bambu yang begitu saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon bambu. Tidak ada orang yang mau berfoto di samping pohon bambu. Maka tak heran jika pohon bambu selalu cemburu saat melihat taman mawar dikerumuni banyak orang.
“Hai bunga mawar,” ujar sang bambu pada suatu hari. “Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah,” lanjut sang bambu dengan nada sedih.
Mawar yang mendengar hal itu tersenyum, “Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,”
Sang bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri dengannya. Tidak ada satupun bagian dari bambu yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?”
“Tentu saja aku iri denganmu. Coba lihat, kau punya batang yang sangat kuat, saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikitpun,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas, hidup kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih.
Bambu baru sadar bahwa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata sang mawar. “Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,”
Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,”
Bambu kembali bingung, “Aku tidak mengerti,”
“Ah bambu..” ujar mawar sambil menggeleng, “Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku,”
Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu. Sejak percakapan dengan mawar, sang bambu tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain.
Daripada menghabiskan tenaga dengan iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apalagi jika berguna untuk orang lain.

By: kisah Inspiratif